Sabtu, 19 Januari 2013

Pesan Dari Sang Ketua

Keindahan malam terasa hilang, disaat Bumi basah oleh tetesan gerimis, semua makhluq merasakan kedinginan yang luar biasa. Ya, pada waktu itu tepat dengan musim hujan. Namun dinginnya malam tidak dihiraukan oleh teman-teman IPMA. Kominmen telah mereka tanamkan dalam hati, guna bertemu dengan adik kecil yang baru lahir dari mantan ketua IPMA periode 2010-2011, seusai kuliah tepatnya pada tanggal 06 Juni 2012.
Candatawa, terus terlihat dari wajah cantik seorang ibu yang terpancar dari wajah Aminatus Zuhriyah, saat menemui anggota IPMA di kediamannya, Jl KH Moch Abbas II Buduran. Dalam pertemuan, wanita yang akrab disapa Neng Ena itu, menceritakan tentang proses kelahiran dan bayinya. “Sakira ini tidak rewal, pada waktu melahirkan tepatnya pada hari kamis, tanggal 31 Mei 2012, dia tidak minta macam-macam. Ya, Alhamdulillah dalam proses kelahirannya lancar,” kata wanita yang kerab kali disapa mama oleh anggota IPMA.
Keceriaan dirasakan alumnus ITS, yang sebentar lagi ia dipanggil ayah oleh putri pertamanya yang bernama Abidah Syakirah, dalam pertemuan itu banyak manfaat yang di ambil oleh penerus para pejuang  pena Al khoziny, khususnya Ketua Umum terpilih pada saat itu. “Sukur Alhamdulillah kita dapat bertemu kembali dengan Neng Ena, dalam kesempatan itu benar-benar sangat mengandung banyak manfaat yang harus saya terima, motivasi dalam memimpin IPMA yang diberikan kepada saya, semoga ini bukan pertemuan terakhir saya dan anggota IPMA dengan mama, panggilan akrap kepada Neng Ena oleh Crew IPMA,” kata Moch. Rofi’i.
Perbingcangan semakin seru disaat mantan Ketum itu, menceritakan masa dulu saat dia menjadi Ketua IPMA yang penuh dengan tantangan. Akan tetapi tantangan dan rintangan dia hadapi dengan hati yang tenang penuh dengan kesabaran dan keikhlasan. Tak terasa dalam perbincangan itu banyak pesan yang disampaikan oleh alumnus Salafiyah Bangil itu, salah satu pesannya yang membuat hati ini tenang adalah Fastabiqul Khoirot berlombalah kalian dalam kebaikan, jangan sampai hati ini dipenuhi dengan rasa iri, dendam dan hasut. Jika kalian bisa mengamalkan dua kalimat itu, niscaya kalian akan berada di depan pintu kesuksesan.
Malam pun semakin larut, tenggelam oleh suasana hening yang tercipta dari tetangga sebelah. Setiap malam pondok pesantren Al Khoziny tidak lepas dengan suara bacaan kitab-kitab nadhoman dan Al-Quran oleh santri putri. Suara itu hilang secara perlahan, tenggelam oleh malam yang semakin larut. Didalam sambutan penutup Rofii sebagai perwakilan mengatakan, mohon maaf apabila kedatangan kami merepotkan, dan kami tidak bisa memberikan apa-apa kepada sang bayi hanyalah kalimat doa yang mengiringi kedewasaannya supaya menjadi anak yang berguna bagi kedua orang tuanya, agamanya, bangsa dan negaranya. 

 
Design by Yuza Cheater | Bloggerized by Free Blogger Templates | Info Terlaris